Selasa, 13 Januari 2015

MAKALAH SIPIL SISTEM DRAINASE JALAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Jalan merupakan infrastruktur transportasi yang sangat penting bagi manusia. Melalui jalan, manusia dapat berpindah maupun memindahkan barang, baik dengan berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan. Jalan menghubungkan suatu komunitas masyarakat di suatu wilayah dengan wilayah lain. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan manusia, sistem jalan baik di perkotaan, di suatu kawasan, maupun antar kota dan provinsi berkembang pesat dari segi jumlah ruas jalan, panjang, maupun teknologi konstruksinya. Keberadaan dan kegunaan suatu jalan dapat dimanfaatkan sepanjang umur pakainya yang telah direncanakan apabila dirancang dengan memperhatikan berbagai aspek. Salah satu aspek penting konstruksi jalan raya yang menentukan umur pakai jalan tersebut sampai terjadinya kerusakan adalah hubungan jalan yang akan dibangun dengan air hujan yang jatuh ke permukaan jalan dan yang mengalir. Dalam perencanaan jalan raya, perlindungan jalan dari air permukaan dan air tanah sangat penting.
Air adalah kawan sekaligus musuh bagi konstruksi jalan. Hal ini berarti air dapat menjadi kawan bagi jalan karena sangat diperlukan dalam kegiatan konstruksi jalan dan musuh karena air merupakan salah satu perusak utama bagi konstruksi jalan. Secara umum para perancang jalan sangat menyadari kedahsyatan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh air pada konstruksi jalan sehingga antisipasi secara cermat dalam upaya mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan konstruksi jalan oleh ulah air diperkirakan secara baik. Untuk merancang suatu jalan yang dapat bertahan selama umur pakai yang telah direncanakan secara maksimal, para perancang jalan perlu memikirkan aspek sistem pengaliran air (drainase) di sekitar jalan tersebut.
Pada perencanaan sistem drainase jalan akan berkaitan erat dengan site plan jalan, aligment vertical-horizontal jalan, superelevasi jalan, dan elevasi permukaan jalan. Tujuannya adalah untuk mengalirkan limpasan air yang terjadi di permukaan jalan secara grafitasi dan dibuang melalui saluran drainase yang telah ada (eksisting) atau yang belum ada (non-eksisting) menuju saluran pembuang akhir (outlet).
Oleh karena itu, perlu direncanakan suatu system pengelolaan air limpasan yang terjadi, sehingga air limpasan tidak menggenangi daerah sekitar dan langsung masuk ke saluran-saluran drainase yang ada.
Dari penjelasan di atas maka penulis akan membahas “Sistem Drainase Konstruksi Jalan”
1.2.Masalah Penelitian
1. Jelaskan yang dimaksud drainase jalan!
2. Bagaimana prosedur sistem drainase agar tidak terjadi genangan di kawasan jalan tersebut?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan disusunya makalah ini antara lain:
1. Memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.
2. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud sistem drainase jalan.
3. Untuk menjelaskan bagaimana prosedur sistem drainase jalan yang baik agar tidak  terjadi genangan di kawasan jalan tersebut.


1.4.Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan media buku teks dan internet sebagai bahan materi.
1.5.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
2.      Untuk menjelaskan apa yang dimaksud sistem drainase jalan.
3.      Apabila sistem drainase yang direncanakan dibangun maka air limpasan yang terjadi dipermukaan jalan tidak akan tergenang dan dibuang langsung ke saluran-saluran drainase menuju saluran akhir (outlet).














BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Pengertian Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan kota(perencanaan infrastruktur khususnya).
Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari perasana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.
2.2.Macam-Macam Drainase
Bottom of Form
a. Menurut Sejarah Terbentuknya
1. Drainase Alamiah ( Natural Drainase )
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.


2. Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
           Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

b. Menurut Letak Bangunan
1. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
          Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.

2. Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )
          Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

c. Menurut Fungsi
1. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain – lain.
2. Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.

d. Menurut Konstruksi
1). Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2). Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.
2.3.Fungsi Drainase
·         Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal.
·         Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air/banjir.
·         Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
·         Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
·         Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.



BAB III
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1.Drainase Permukaan
Fungsi drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya berfungsi sebagai berikut :
1.      Mengalirkan air hujan/air seecepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping menuju saluran pembuangan akhir.
2.      Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran sekitar jalan masuk ke daerah perkerasan jalan
3.      Mencegah kerusakan lingkungan disekitar jalan akibat aliran air.
3.2.Sistem Drainase Permukaan
Sistem draiase permukaan pada prinsipnya terdiri dari :
1.      Kemiringan melintang pada pada perkarasan jalan dan bahu jalan.
2.      Selokan samping
3.      Gorong-gorong.
4.      Saluran penangkap.
3.3.Prinsip-prinsip Umum Perencanaan Drainase
1.      Daya guna dan hasil guna (efektif dan efisien)
Perencanaan drainase haruslah sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase sebagai enampung, pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan berhasil guna.
2.      Ekonomis dan aman
Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor ekonomis dan faktor keamanan.
3.      Pemeliharan
Perencanaan drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai ekonomis dari pemilihan sistem drainase tersebut.
3.4.Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan
1. Pada daerah jalan yang datar dan lurus.
Penanganan pengendalian air untuk daerah ini biasanya dengan membuat kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah perkerasan menurun/melandai kearah selokan samping.Besarnya kemiringan bahu jalan  biasanya diambil 2% lebih besar daripada kemiringan permukaan jalan.
2. Daerah jalan yang lurus pada tanjakan/penurunan
            Penanganan pengendalian air pada daerah ini perlu mempertimbangkan pula besarnya kemiringan alinyemen vertikal jalan yang berupa tanjakan dan turunan agar supaya aliran air secepatnya bisa mengalir ke selokan samping.
3. Pada daerah tikungan.
            Kemiringan melintang perkerasan jalan pada daerah ini biasnya harus mempertimbangkan pula kebutuhan kemiringan jalan menurut persyaratan alinyemen horizontal jalan. Karena itu kemiringan perkerasan jalan harus dimulai dari sisi luar tikungan menurun/meland ai kesisi dalam tikungan.
            Besarnya kemiringan pada daerah ini ditentukan oleh nilai maksimum dari kebutuhan kemiringan alinyemen horizontal atau kebutuhan kemiringan menurut keperluan drainase.
3.5.Selokan Samping
Selokan samping adalah selokan yang dibuat disisi kiri dan kanan badan jalan. Fungsi selokan samping antara lain sebagai berikut :
1. menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan.
2. Menampung dan membuang air yang berasal dari daerah pengaliran sekitar jalan.
3. Dalam hal daerah pengaliran luas sekali atau terdapat air limbah maka untuk itu harus di buat sistem drainase terpisah atau tersendiri.
Dalam pemilihan jenis material untuk seokan samping pada umumnya ditentukan oleh besarnya kecepatan rencana aliran air yang akan melewati selokan samping tersebut. Kecepatan aliran air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah satunya adalah kemiringan saluran.




BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1.Simpulan
            Tingkat curah hujan merupakan faktor alami yang tidak mungkin
diatur oleh tangan manusia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi
atau menghindari kerusakan jalan perlu dilakukan pembenahan-pembenahan
pada variabel atau faktor lain, diantaranya yaitu pada
faktor sistem drainase. Drainase merupakan salah satu faktor terpenting dalam perencanaan jalan raya. Curah hujan dan tingkat kerusakan jalan memiliki hubungan yang
berkebalikan. Hal ini berarti semakin tinggi curah hujan yang terjadi maka
umur jalan akan semakin pendek, dan sebaliknya semakin rendah curah hujan
maka umur jalan pun akan semakin panjang.         
            Sistem drainase memiliki kontribusi yang paling besar terhadap tingkat
kerusakan jalan. Semakin baik sistem drainase tersebut, maka umur jalan akan semakin panjang
dan sebaliknya semakin buruk sistem drainase, maka umur jalan akan semakin
pendek



4.2.Saran
Sebagai mahasiswa Teknik Sipil kita harus lebih memperhatikan semua aspek-aspek yang berhubungan dengan pembangunan. Namun tak hanya pembangunannya saja yang harus diperhatikan, pemeliharaan juga tak kalah pentingnya.
Pembenahan sistem drainase perlu dilakukan karena terbukti sistem drainase ini memiliki kontribusi yang paling besar terhadap kerusakan jalan. Pembenahan sistem drainase ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan tingkat kebersihan saluran drainase tersebut sehingga tidak mengganggu aliran air ataupun dengan
memperhitungkan dimensi saluran drainase tersebut.
            Dari makalah ini, penulis berharap kesadaran pembaca memperhatikan lingkungan sekitar dan menjaganya agar negara kita di masa nanti negara kita bisa lebih baik.



Minggu, 11 Januari 2015

Contoh Kata Pengantar Makalah

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah, atas Ridho Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sistem Drainase Jalan".
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari semua pihak yaitu orang tua, teman, dan dosen pembimbing yang senantiasa memberikan masukan, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah "Sistem Drainase Jalan” ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb


Ciamis, 11  Januari 2015

Penulis

Tugas Bahasa Indonesia Penulisan daftar Pustaka dari Berbagai sumber atau Referensi


CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA YANG BENAR DARI BERBAGAI SUMBER REFERENSI
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia




NAMA : Juju Juliana
NIM     : 7011140051



UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2014


CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA YANG BENAR DARI BERBAGAI SUMBER REFERENSI

1.     Sumber Jurnal
1.1  Cara penulisan daftar pustaka dari jurnal sebagai berikut :
a.     Nama penulis. Tulis nama pengarangnya dari nama belakang kemudian nama depan  berdasarkan urutan alphabet
b.     Tahun penerbit
c.      Judul (cetak miring)
d.     Nama penerbit
e.     Penulisan edisi jurnal atau volume
1.2  Contoh :
2.     Sumber Koran
2.1 Cara penulisan daftar pustaka dari koran;
Nama Penulis. Tahun Penerbitan. “Judul Artikel”. Nama Koran. TanggalPenerbitan.
           2.2  Contoh : Arifin, Mushallin. 2013. "Rahasia Sukses Menjadi IB Forex". KOMPAS, 2 Juni 2013.
    3. Sumber Majalah
           3.1 Cara penulisan daftar pustaka dari majalah
                       Nama Penulis. Tahun Penerbitan. “Judul Artikel”. Nama Majalah Nomor edisi
                 3.2 Contoh : Arifin, Lukman. 2012. "Janji Politikus dan Janji Pengusaha". Gatra IXXX
4. Sumber Buku
    4.1 Nama pengarang (penulisan nama dibalik dari belakang Misal : Naufal Zahrani, maka menjadi “Zahrani, Naufal” ), tahun terbit, judul, tempat terbit dan tahun terbit.
             4.2 Contoh : Sahid, Ahmadi. 2008. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Bandung: Sinar Wadja Lestari
           

5. Sumber Skripsi
5.1 nama penulis (disusun terbalik), tahun terbit, judul skrisi (cetak miring/ garis bawah), tempat penerbitan(kota), universitas,kata disertasi,skripsi, atau thesis
5.2 Contoh : Soelaeman, M.I. (1985). Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis Terhadap Situasi  Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
            6. Sumber Internet
                        6.1 Nama pembuat. Tahun dibuat. Judul postingan/ artikel. (online) alamat web/ blog/ postingan. Diakses : Tanggal kita mengakses
                        6.3 Contoh : Supeksa. 2013. CARA Membuat Daftar Pustaka Dari Internet. (Online) http://supeksa.wordpress.com/2012/03/membuat-daftar-pustaka-dari-internet. Diakses : 31 Desember 2014